Separuh Masa Laluku

Hai kamu disana
apa kamu bahagia?
aku harap begitu untukmu :)
namun aku tidak, aku bingung
entah mengapa aku selalu mengingatmu
mengingat semua yang harusnya dilupakan
melupakan semua yang harusnya aku ingat yaitu kesakitan yang kamu beri
aku bukan pemaaf tapi aku sayang
aku bukannya benci tapi aku sedih
sedih kehilanganmu
kamu yang dulu selalu menjagaku :'(


kamu yang disana
apa kabarmu?
semoga kesehatan untukmu
wajahku berubah ketika mendengar namamu
kelihatan benci tapi aku sedih
sedih karena ku tau, kamu sudah menghapusku
kamu tau tidak?
sepertinya kamu tidak perlu tau
jika kamu ingin tau
pikirkanlah olehmu sendiri
munafiknya aku selalu berkata
"aku baik - baik saja"
aku hanya seorang wanita munafik

selamat malam masa laluku
tidur yang nyenyak
semoga kamu bermimpi
bangunlah dengan ceria
sekolahlah dengan semangatmu
ketika sore, bercengkramalah dengan hobby mu :)
selamat untuk prestasimu
bukan I LOVE YOU tapi ********** YOU

mengalah kepada hobby untuk prinsip

menari memang hobby dari dulu,khususnya menari melayu. sejak SD, SMP selalu ikut menari, selalu ikut lomba. entah darimana bakat ini mengalir. mengalir begitu saja dan menjadi kecintaan diri sendiri. menari itu sudah menjadi kesenangan sendiri. ketika menari rasanya sangat menyenangkan dan juga buat hati gembiraa.

tetapi ketika SMA, aku memutuskan untuk mengenakan jilbab. dan tetap masuk ke ekskul menari. aku pikir dengan mengenakan jilbab toh masih tetap bisa mengenakan jilbab. tetapi tidak, saat seleksi untuk penampilan. ibu pembimbing berkata "kita nampil lepas jilbab, yang memakai jilbab mau kan buka jilbab?" aku tersentak mendengarnya. diam dan memutuskan untuk tidak ikut dalam penampilan itu. bukannya aku takut kena marah ayah dan ibu tapi aku merasa malu untuk membuka jilbab ini lagi karna ini prinsip ku. hidup harus konsisten dan berperinsip. jika aku harus mengorbankan hobby yang sudah menjadi kecintaanku demi prinsip ini? insyaallah aku ikhlas :)

Jeritan Sang Sastrawan


kiniku berteman dengan debu
debu yang tersambar angin
kiniku tinggal kenangan
kenangan atas karya tak terjamah
kiniku tinggal nama
nama yang tak bergelar

aku memang seorang perangkai kata
sang pemuja pena
aku pun sang pecinta kertas
aku terbiasa berkiasan
terbiasa berandai
tapi kini.. aku tak bisa mengiaskan perasaanku
tak bisa berandai akan karyaku tersentuh kembali

aku seorang senang berkhayal
berkhayal akan karya yang tersentuh
kini aku tak dianggap
aku kini bagaikan sampah tak berguna dibuang tiada ampun
bagaikan dedaunan berguguran akibat musim

atas karyaku aku disini
atas cintaku kepada sastra
atas budiku pada pertiwi
kupersembahkan puisi ini

Diberdayakan oleh Blogger.

You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "

Labels

  • ` (1)